Status World Class University (WCU) hanya bisa dicapai, salah satunya, jika peneliti-penelitinya berkelas dunia. Tapi di Indonesia, mencetak peneliti kelas dunia masih sulit. Mengapa?
TCID bekerja sama dengan Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), meluncurkan kolaborasi Panel Ahli Cek Fakta untuk menangkal dis/misinformasi menjelang Pemilu 2024.
Ilmuwan perlu memberikan sumbangsih positif pada khalayak sebagai bentuk tanggung jawab intelektual. Tapi mengapa belum semua ilmuwan mampu berkontribusi secara maksimal?
Dalam beberapa tahun ke belakang, platform SINTA memegang peran sebagai sistem pemeringkatan kinerja publikasi peneliti. Bagaimana sebenarnya dampaknya terhadap pola produksi riset di Indonesia?
Pemetaan kami terkait pola riset HI di Indonesia selama dua dekade terakhir menunjukkan produktivitas yang masih cenderung timpang antara peneliti laki-laki dan perempuan.
Proses peer review punya peran penting dalam dunia penerbitan karya akademik. Tapi, prosesnya bisa eksploitatif, tidak transparan, dan lamban. Bagaimana cara memperbaikinya?
Cukupkah tiap peneliti fokus mendalami rumpunnya masing-masing saja? Berbagai penulis The Conversation menyiratkan pendekatan ini bisa jadi membuat kontribusi mereka ke masyarakat kurang berdampak.
Pandemi COVID-19 yang ‘memaksa’ pemerintah untuk mengatasi krisis telah menggeser anggaran dan prioritas riset. Bagaimana nasib dosen dan peneliti di Indonesia?
Pasca peleburan berbagai lembaga riset Indonesia di bawah panji BRIN, banyak peneliti merasa terombang-ambing tanpa kejelasan terkait status pekerjaan mereka.
Studi kami menemukan bahwa peneliti muda di Indonesia semakin banyak dan inovatif, tapi mereka masih menghadapi banyak tantangan pengembangan karir dan kapasitas.
Di episode ini kami ngobrol dengan Sulfikar Amir, peneliti politik sains dan teknologi di Nanyang Technological University (NTU), Singapura untuk membedah kontroversi BRIN-Eijkman.
Pengadopsian riset dan bukti ilmiah oleh pembuat kebijakan sering terhambat tiga hal: durasi jabatan politik yang pendek, realita ekonomi dan politik, serta komunikasi riset yang kurang membumi.
Keterlibatan warga difabel dalam ekosistem riset di Indonesia masih sangat rendah. Ini disebabkan oleh berbagai halangan institusional serta budaya yang sekadar “mengasihani” penyandang disabilitas.
Penelitian garda depan untuk coronavirus Wuhan didominasi oleh institusi riset di Cina, Amerika Serikat, Jepang, dan berbagai laboratorium di Eropa - nampaknya tidak ada yang berasal dari Indonesia.
Kementerian Keuangan menganggarkan tambahan modal investasi 5 Triliun untuk Dana Abadi Penelitian di 2020. Komunitas peneliti memberikan rekomendasi bagaimana dana ini seharusnya dikelola.
Pemenang Nobel Fisika 2018 mengatakan bahwa peneliti tidak seharusnya dipaksa untuk melakukan penelitian yang berdampak terhadap industri dan ekonomi. Penelitian demi kepentingan sains lebih penting.