Lompat ke isi

Paronomasia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Paronomasia[1] (bahasa Inggris: pun), atau juga disebut sebagai plesetan, adalah sebuah bentuk permainan kata yang berupa pemunculan lebih dari satu makna sebuah kata atau frasa untuk tujuan humor.[2]

Paronomasia homofon menggunakan kata-kata yang diucapkan dengan cara yang sama tetapi berbeda artinya. Contoh dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.[3]

A: Peliharaannya lucu juga mas. Nama hewannya apa ya?

B: Bajing gan.

A: Gak usah nge-gas dong!

Dalam percakapan tersebut, A marah karena mendengar kata 'bajing gan' yang terdengar seperti kata umpatan 'bajingan', padahal yang dimaksudkan B adalah hewan peliharaannya adalah bajing. Sementara itu 'gan' adalah kependekan dari kata ganti 'juragan'.

Contoh dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut.[4]

  • When you’ve seen one shopping center, you’ve seen a mall.

Seen a mall” terdengar seperti “seen ’em all”, singkatan dari “seen them all” sehingga kalimat di atas dapat memiliki dua makna, yaitu "ketika kamu telah melihat pusat perbelanjaan, kamu telah melihat sebuah mal" dan "ketika kamu telah melihat pusat perbelanjaan, kamu telah melihat mereka semua".

  • When fish are in schools, they sometimes take debate.

Debate” terdengar seperti “da bait”, singkatan dari “the bait” sehingga kalimat di atas dapat memiliki dua makna, yaitu "ketika ikan di sekolah, terkadang mereka berdebat" dan "ketika ikan di sekolah, terkadang mereka mengambil umpan".

Paronomasia homograf menggunakan kata-kata yang penulisannya sama tetapi memiliki pelafalan dan arti yang berbeda. Contoh dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.[5]

A: Kamu selingkuh ya?

B: Enggak.

A: Ngaku aja!

B: Tahu dari mana?

A: Dari Sumedang

Letak paronomasia dalam percakapan tersebut adalah homograf 'tahu'. Jika dilafalkan dengan 'h' yang jelas, maka itu berarti sejenis makanan sementara jika dilafalkan tanpa bunyi 'h', itu berarti 'mengetahui'. Adapun jawaban 'dari Sumedang' merujuk pada tahu sumedang.

Contoh dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut.[6]

  • A lingerie thief gave a police officer the slip.

Kata 'slip' memiliki dua kemungkinan arti dalam kalimat ini. Yang pertama, 'menyelinap' yang berarti si pencuri menghindari perhatian polisi dan kedua 'rok pendek' yang berarti si pencuri memberi polisi sebuah rok pendek.

  • A pun can be made on any subject except a king who isn't a subject.

Dalam paronomasia ini, kata 'subject' bisa memiliki dua makna. Makna pertama yaitu subjek 'orang yang dibicarakan' dan yang kedua, 'orang sebagai subjek negara', berkaitan dengan hak ilahi raja.

Tetikus yang terperangkap dalam perangkap tikus

Pun visual menggambarkan objek yang susunannya menunjukkan permainan kata.[7] Contohnya adalah gambar sebuah tetikus yang terperangkap dalam perangkap tikus. Letak paronomasia-nya adalah pada kemiripan nama 'tetikus' dengan 'tikus'.

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Media cetak dan daring seperti majalah dan koran banyak menggunakan paronomasia dalam kepala berita mereka untuk menarik perhatian pembaca. Industri kreatif juga banyak menggunakan paronomasia.[8]

Penelitian

[sunting | sunting sumber]

Kemampuan pemahaman terhadap sebuah paronomasia tidak hanya bergantung pada kata-kata yang dimainkan, tetapi juga proses penyampaian paronomasia dan suasana hati. Seseorang lebih mudah menangkap lelucon paronomasia jika yang menyampaikan adalah orang yang dekat dengannya atau memiliki pemikiran yang sama dengannya. Orang dengan suasana hati yang positif juga lebih mudah menangkap informasi dalam sebuah paronomasia dibandingkan yang negatif.[9]

Penelitian terhadap paronomasia telah dilakukan dalam berbagai bidang seperti retorika, semantik, pragmatik dan kognitif.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Gan, Xiaoli (2015-05-31). "A Study of the Humor Aspect of English Puns: Views from the Relevance Theory". Theory and Practice in Language Studies. 5 (6): 1211. doi:10.17507/tpls.0506.13. ISSN 1799-2591. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-28. Diakses tanggal 2020-05-09. 
  2. ^ Beck, Julie (10 Juli 2015). "Why Do Puns Make People Groan?". The Atlantic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Mei 2020. 
  3. ^ Wijayanti, Asri; Shalima, Irsyadi (2018-12-10). "Homonimi dan Polisemi pada Unggahan Jenaka di Instagram". TRANSFORMATIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA, DAN PENGAJARANNYA. 2 (2): 93–94. doi:10.31002/transformatika.v2i2.867. ISSN 2549-6271. 
  4. ^ Vance, Nick (2015-08-16). "Near Homophone Puns in English - American Humor Explained". English With Nick (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-05-09. 
  5. ^ Fatonah, Nurul; Sumarti, Sumarti; Riadi, Bambang (2017-09-21). "Permainan Bahasa Wacana Humor Akun Meme Comic Indonesia di Instagram serta Implikasinya". Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) (dalam bahasa Inggris). 5 (3, Nov): 9. 
  6. ^ "Homographic Puns". Pun of the day (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 9 Mei 2020. 
  7. ^ Smith, Matt (17 Januari 2018). "Visual Pun". www.bulbapp.com. Diakses tanggal 9 Mei 2020. 
  8. ^ Nunn, Gary (30 Mei 2014). "A good pun is its own reword | Mind your language". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 9 Mei 2020. 
  9. ^ Rose, Sebastian Benjamin; Spalek, Katharina; Rahman, Rasha Abdel (26 Juni 2015). "Listening to Puns Elicits the Co-Activation of Alternative Homophone Meanings during Language Production". PLOS ONE (dalam bahasa Inggris). 10 (6): e0130853. doi:10.1371/journal.pone.0130853. ISSN 1932-6203. PMC 4482729alt=Dapat diakses gratis. PMID 26114942.