Lompat ke isi

Yehezkiel 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yehezkiel 1
Kitab Yehezkiel 1:28-2:6 pada Codex Marchalianus, naskah bahasa Yunani Septuaginta dari abad ke-6.
KitabKitab Yehezkiel
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
26
pasal 2

Yehezkiel 1 (disingkat Yeh 1) adalah pasal pertama dari Kitab Yehezkiel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi (dan juga imam) Yehezkiel bin Busi, yang turut dibawa ke dalam pembuangan oleh Kerajaan Babilonia pada zaman raja Yoyakhin dari Kerajaan Yehuda dan raja Nebukadnezar dari Babel sekitar abad ke-6 SM.[1][2]

  • Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.
  • Pasal ini dibagi atas 28 ayat.
  • Diawali dengan perkenalan diri nabi Yehezkiel: "Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia."[3]
  • Yehezkiel dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi orang-orang yang berada dalam pembuangan dari kerajaan selatan Yehuda. Pada saat dipanggil itu ia hidup di tengah-tengah para buangan di Babel, setelah dibawa ke sana pada tahun 597 SM, 9 tahun setelah Daniel tiba dan 11 tahun sebelum Yerusalem dibinasakan. Yehezkiel dipanggil untuk menjadi nabi sementara pembuangan, memberitahukan amanat Allah kepada para buangan pada saat yang sama dengan pemberitaan Yeremia di Yerusalem. Yehezkiel melayani sekurangnya 27 tahun; orang-orang dari Yehuda tertawan di Babel kurang lebih 70 tahun (dari 605-538 SM).[4]

Naskah sumber utama

[sunting | sunting sumber]
Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah.[9]

Sebutan "tahun ketiga puluh" ini kemungkinan besar mengacu kepada usia Yehezkiel pada waktu mendapatkan penglihatan untuk pertama kalinya. Sungai Kebar diyakini adalah sebuah saluran pelayaran kapal di Sungai Efrat sekitar 80 kilometer sebelah tenggara Babel. Imam Yehezkiel menerima panggilan untuk menjadi nabi pada tahun 593 SM, 4 tahun setelah dia tiba di Babel (Ayat 2).[4]

Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang,[10]

Raja Yoyakhin ditawan dan dibawa ke Babel setelah 3 bulan 10 hari memerintah di Yerusalem, sekitar tahun 597 SM.[11] Jadi tahun ke-5 di sini adalah ~ 593 SM.

Datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia.[12]

Imam Yehezkiel menerima panggilan untuk menjadi nabi pada tahun 593 SM, 4 tahun setelah dia tiba di Babel (597 SM). Rupanya dia tinggal dekat Sungai Kebar, yaitu sebuah saluran pelayaran kapal di Sungai Efrat sekitar 80 kilometer sebelah tenggara Babel. Tugasnya ialah menjelaskan alasan terjadinya penawanan, menubuatkan kejatuhan Yerusalem, membawa umat yang terbuang itu kembali kepada Allah dan memberikan mereka harapan melalui janji Allah tentang pemulihan.[4]

Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia[13]

Makhluk-makhluk ini kemudian diidentifikasikan sebagai kerub (Yehezkiel 10:20). Kerub merupakan malaikat yang memanifestasikan kekudusan dan kemuliaan Allah kepada umat manusia (bandingkan 1 Tawarikh 28:18; Mazmur 18:11). Mereka dapat mendampingi Allah pada saat-saat penghukuman atau pemberkatan; mereka menjaga Taman Eden setelah kejatuhan manusia (Kejadian 3 terutama Kejadian 3:22–24), dan kerub terdapat pada tutup pendamaian dari tabut perjanjian (Keluaran 25, terutama Keluaran 25:18–22). Dalam penglihatan Yehezkiel para kerub sedang menyatakan kemuliaan dan kekudusan Allah kepada para buangan.[4]

Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.[14]

Wajah seorang laki-laki, seekor singa, seekor lembu, dan seekor rajawali mewakili ciptaan Allah yang hidup (bandingkan Wahyu 4:7). Di langit baru dan bumi baru seluruh ciptaan Allah, setelah tertebus sepenuhnya dari kutukan dosa, akan menunjukkan kemuliaan-Nya.[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Indonesia) Dianne Bergant dan Robert J.Karris (ed). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Jogjakarta: Kanisius.
  2. ^ (Indonesia) W.S. LaSor, D.A. Hubbard, F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994. ISBN 9789794150431
  3. ^ Yehezkiel 1:2–3
  4. ^ a b c d e The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ a b c Dead sea scrolls - Ezekiel
  6. ^ a b Dead Sea Scrolls Bible Translations - Ezekiel 1
  7. ^ Ulrich 2010, hlm. 584-585.
  8. ^ Ulrich 2010, hlm. 584.
  9. ^ Yehezkiel 1:1
  10. ^ Yehezkiel 1:2
  11. ^ 2 Raja-raja 24:8; 2 Tawarikh 36:9
  12. ^ Yehezkiel 1:3
  13. ^ Yehezkiel 1:5
  14. ^ Yehezkiel 1:10

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]