Konsep Ekologis Pada Permukiman Suku Lawalu Di Kam
Konsep Ekologis Pada Permukiman Suku Lawalu Di Kam
net/publication/333522046
CITATION READS
1 631
4 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Kristiana Bebhe on 30 July 2020.
Abstract: Kamanasa Village in Malaka Regency is a vernacular village inherited based on the
knowledge and local wisdom of the Lawalu tribe. Kamanasa people obey traditions and
customs for obedience to tribal ancestors. The concept of obedience arises in settling cultures,
in village spatial planning and residential and material use. The architectural concepts that
exist in the village of Kamanasa have ecological characteristics in the form, structure and use
of materials, also in the behavior of the Kamanasa people. This study focuses on identifying
the economic concepts of Kamanasa vernacular architecture and how the sustainability of
ecological concepts is maintained. Field observations and literature studies of ecological
design principles were used in this study. The results of the study showed that the vernacular
village of Kamanasa applied an ecological concept of architecture in accordance with the
principles of ecological design that were inherited through the tradition of building houses,
linkages with the environment, and social relations in mutual cooperation. The Kamanasa
vernacular village is still supported by aspects of traditional beliefs and norms, so the
ecological concept of the Kamanasa vernacular architecture deserves to be an ecological
concept of cultural architecture.
Abstrak: Desa Kamanasa di Kabupaten Malaka merupakan desa vernakular yang diwarisi
berdasarkan pengetahuan dan kearifan lokal suku Lawalu. Orang Kamanasa taat tradisi dan
adat istiadat demi ketaatan terhadap leluhur suku. Konsep ketaatan muncul pada budaya
bermukim, pada tata keruangan desa dan rumah tinggal maupun penggunaan material.
Konsep berarsitektur yang ada pada desa Kamanasa memiliki ciri-ciri ekologis pada tata
bentuk, struktur dan penggunaan material, juga pada perilaku orang Kamanasa. Kajian ini
berfokus pada identifikasi konsep eklogis arsitektur vernakular Kamanasa dan bagaimana
keberlanjutan konsep ekologis dipertahankan. Observasi lapangan dan kajian pustaka
prinsip-prinsip desain yang ekologis digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
menunjukkan, desa vernakular Kamanasa menerapkan konsep ekologis arsitektur sesuai
dengan prinsip-prinsip desain ekologis yang diwariskan melalui tradisi membangun rumah,
keterkaitan dengan lingkungan, dan hubungan sosial bergotong royong. Desa vernakular
Kamanasa masih didukung oleh aspek kepercayaan dan norma-norma adat, sehingga konsep
ekologis arsitektur vernakular Kamanasa layak dijadikan konsep arsitektur kiwari yang
ekologis.
di dalamnya sehingga mampu membantu potensi atau sumberdaya alam dan penggunaan
mengurangi dampak pemanasan global. Eko- teknologi berdasarkan manajemen etis yang
arsitektur adalah dimensi ekologis dalam ramah lingkungan (Titisari, 2012). Pola
arsitektur yang penuh perhatian kepada perencanaan dan perancangan arsitektur ekologis
lingkungan alam dan sumber daya alam yang (eko-arsitektur) adalah sebagai berikut (Frick,
terbatas (Frick, Dasar-dasar Eko-Arsitektur, Dasar-dasar Eko-Arsitektur, 1998):
1998). 1. Elemen-elemen arsitektur mampu seoptimal
mungkin memberikan perlindungan
Penelitian kaitan konsep atau filosofi pada terhadap sinar panas, angina dan hujan;
rumah berciri identitas budaya suku pernah 2. Intensitas energy yang terkandung dalam
dilakukan beberapa kali. Penelitian rumah material yang digunakan saat pembangunan
beridentitas budaya Bali dilakukan oleh harus seminimal mungkin, dengan cara-
(Dwijendra, 2003); suku Jawa oleh (Kartono, cara:
2005) dan (Djono, Utomo, & Subiyantoro, 2012); a. Perhatian pada iklim setempat;
sedangkan dikalangan suku Dayak dilakukan b. Substitusi, minimalisasi dan optimasi
oleh (Aqli, 2015). Penelitian ini meneliti tentang sumber energy yang tidak dapat
konsep dan filosofi yang mendasari rancangan diperbaharui;
permukiman di kalangan suku Lawalu, Nusa c. Penggunaan bahan bangunan yang
Tenggara Timur. Dengan demikian, tulisan ini dapat dibudidayakan dan menghemat
menyumbangkan kebaruan pada penelitian energi;
permukiman tradisional di Indonesia, khususnya d. Pembentukan siklus yang utuh antara
di Nusa Tenggara Timur. penyediaan dan pembuangan bahan
bangunan energy, atau limbah dihindari
Fenomena arsitektur desa Kamanasa sejauh mungkin;
menarik dicermati, terutama adanya ciri-ciri e. Penggunaan teknologi tepat guna yang
ekologis arsitektur. Tujuan tulisan ini adalah manusiawi.
mengupas fenomena ekologis arsitektur di desa
Kamanasa sebagai inspirasi melahirkan konsep Pendekatan ekologi dalam arsitektur
arsitektur kiwari berwawasan ekologis. didefinisikan dengan ecological design is
Identifikasi konsep ekologis desa Kamanasa bioclimatic design, design with the climate of the
diharapkan memberi gambaran sekaligus arahan locality, and low energy design (Yeang, 2006).
pelestarian arsitektur vernakular di Kabupaten Dengan demikian terdapat integrasi antara
Malaka maupun daerah lain di Indonesia. kondisi ekologi local, iklim mikro dan makro,
Rumusan permasalahan penelitian adalah kondisi tapak, program bangunan atau kawasan,
Bagaimana konsep ekologis arsitektur yang konsep, dan system yang tanggap terhadap iklim,
terjadi pada desa Kamanasa? Bagaimana konsep serta penggunaan energy yang rendah.
ekologis arsitektur desa Kamanasa dapat Eko-arsitektur mencakup keselarasan antara
diterapkan pada perancangan arsitektur kiwari? manusia dan alam. Eko-arsitektur mengandung
METODE juga dimensi waktu, alam, sosio kultural ruang
dan teknik bangunan. Eko-arsitektur bersifat
Metodologi yang digunakan adalah kajian kompleks, mengandung bagian-bagian arsitektur
pustaka tentang prinsip-prinsip ekologis biologis (kemanusiaan dan kesehatan), serta
arsitektur dijadikan grand theory untuk membaca biologi pembangunan. Oleh sebab itu eko-
tanda-tanda fisik yang ada di desa Kamanasa. arsitektur bersifat holistic dan mengandung
Hasil dari proses penelitian lapangan berbasis semua bidang (Frick, Dasar-dasar Eko-
penelurusan fisik dilengkapi dengan data verbal Arsitektur, 1998).
yang digambar ulang secara 2 dimensi maupun 3 Cowan dan Ryn mengemukakan prinsip-
dimensi, sehingga dijabarkan secara menyeluruh prinsip desain yang ekologis sebagai berikut
pada aspek fungsi, bentuk, material dan makna (Cowan, 1996):
objek arsitektur desa Kamanasa.
a. Solution Grows from Place, yakni solusi atas
Bahan dan Metode seluruh permasalahan desain harus berasal
Konsep Ekologis dalam Arsitektur dari lingkungan di mana arsitektur itu akan
Konsep ekologis merupakan konsep dibangun. Prinsinya adalah memanfaatkan
penataan lingkungan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya lingkungan untuk
176
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 12, Nomor 3, April 2019 P-ISSN: 1411-6618 & E-ISSN: 2656-551X
177
Kristiana Bebhe, dkk: Konsep Ekologis Pada Permukiman Suku Lawalu di Kamanasa Kabupaten Malaka,
Nusa Tenggara Timur
178
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 12, Nomor 3, April 2019 P-ISSN: 1411-6618 & E-ISSN: 2656-551X
179
Kristiana Bebhe, dkk: Konsep Ekologis Pada Permukiman Suku Lawalu di Kamanasa Kabupaten Malaka,
Nusa Tenggara Timur
180
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 12, Nomor 3, April 2019 P-ISSN: 1411-6618 & E-ISSN: 2656-551X
181
Kristiana Bebhe, dkk: Konsep Ekologis Pada Permukiman Suku Lawalu di Kamanasa Kabupaten Malaka,
Nusa Tenggara Timur
182
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 12, Nomor 3, April 2019 P-ISSN: 1411-6618 & E-ISSN: 2656-551X
183
Kristiana Bebhe, dkk: Konsep Ekologis Pada Permukiman Suku Lawalu di Kamanasa Kabupaten Malaka,
Nusa Tenggara Timur
Gambar 7. Klenik
Sumber: (Laboratorium Arsitektur Vernakular, 2012)
184
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 12, Nomor 3, April 2019 P-ISSN: 1411-6618 & E-ISSN: 2656-551X
185